Merindukan
Romantisme Antar Pergerakan Mahasiswa
Romantisme atau
kemesraan rasa – rasanya telah berkurang atau bahkan hilang antar pergerarakan
mahasiswa saat ini. Inilah yang saya rasakan saat ini, mungkin perasaan ini
sangat berlebihan menurut anda tapi saya memandang romantisme antar pergerakan
mahasiswa merupakan hal yang paling urgent untuk menciptakan Revolusi, yang
selama ini hanya menjadi layar visual dikala kita mengarungi layar kapuk
dimalam hari.
Melihat realita
pergerakan mahasiswa saat ini menurut saya mempunyai potensi yang sangat besar
untuk menciptakan REVOLUSI untuk menghapuskan The Failure Era saat ini. Namun hal
ini akan sulit jika hanya satu pergerakan mahasiswa saja yang bergerak atau
bahkan satu bergerak satu menjegal, its very impossible.
Romantisme yang saya
maksud bukan untuk mensatu tubuhkan semua mahasiswa dalam satu wadah namun
romantisme yang saya maksud adalah bergerak bersama antar wadah satu dengan
wadah pergerakan mahasiswa lainnya untuk meruntuhkan ERA KEGAGALAN yang
dikuasai oleh para kapitalis saat ini. Jika dianalogikan pergerakan mahasiswa
itu seperti madzhab – madzhab dalam Islam, antar madzhab berbeda pendapat namun
satu tujuan yaitu untuk menyelamatkan manusia dalam kesesatan.
Sebenarnya romantisme
itu pernah terjadi diantara mahasiswa, ya kita kenal dengan yang disebut Reformasi.
Disaat itu mahasiswa bersatu padu menjatuhkan sebuah era dimana era itu
dianggap sangat menyeramkan dan menyedihkan. Namun masa itu kini mungkin
tinggal kenangan yang sangat dibanggakan oleh kakak – kakak kita dikala
mendongengi kita disaat kita hendak tidur.
Mungkin sedikit boleh
cerita saya merupakan mahasiswa bau kencur yang belum lama mengarungi dunia
persilatan antar gerak mahasiswa J hehe, mungkin
mata saya sudah perih melihat dunia yang semakin hancur dengan segala
problematika kemrosotan moral yang seakan – akan kita hidup didunia ini
hanyalah untuk bersenang – senang sehingga tak ada bedanya perilaku kita dengan
hewan. Mungkin dari titik mata saya yang pedih itulah saya mencari wadah yang
mau membimbing saya dan yang mau mengajarkan saya bagaimana merubah dunia
menjadi gilang gemilang, akhirnya ketemulah saya dengan sebuah pergerakan yang
menurut saya cocok dengan cita – cita saya dan saat itu mulailah saya diseret
untuk memasuki dunia persilatan pergerakan mahasiswa J.
Usut punya usut komisariat yang ada kepala saya didalamnya masih baru
dilingkungan tempat saya belajar. Dan ternyata tempat saya belajar merupakan
wadah yang lain yang berbeda dengan wadah yang terdapat saya didalamnya. Disaat
itulah pro dan kontra mulai bersuara, yang pro Alhamdulillah ada walaupun
sedikit dan yang kontra Alhamdulillah juga ada. Diantara tanggapan yang kontra
diantaranya berdengung kurang lebih seperti ini “ Ini lingkungan sudah dimiliki
wadah yang berbeda dengan wadah kalian jadi cara kalian masuk kedalam
lingkungan ini merupakan sesuatu yang sesuatu wkwkwkwk”.
Sebetulnya hal itu tak
akan pernah terjadi jikalau kita masih romantis – romantisan seperti dulu kala,
cie yang pernah romantis – romantisan -_- . ya jikalau saja rasa romantis itu
masih ada mungkin satu wadah dengan wadah yang lain tak ada rasa anti – antian ,
rasa kecurigaan atau rasa kecemberuan. Sejujurnya wadah yang saya ikuti tak
pernah mengambil apa yang sudah mereka miliki kami juga tahu diri kalau kamipun
itu ibaratnya cuma numpang jadi ya mungkin kami cuma mengambil fasilitas yang
umum saja.
Ayolah mahasiswa segera
kita mulai gulirkan planning revolusi itu, revolusi akan berhasil jika kita telah
romantis dan berani bertindak. Mari kita hancurkan ERA KEGAGALAN dengan
Revolusi yang sesungguhnya yaitu mengembalikan semua aturan kembali kepadaNya. Semoga
segera hancur sehancur – hancurnya.
SALAM PEMBEBASAN DARI SAUDARAMU YANG MASIH BAU KENCUR INI!!!!!!